Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 27 Februari 2012

Biarkan DINAR Bekerja Melunasi Utang KPR Anda!

Siapapun pasti butuh tempat berlindung (rumah). Namun sayangnya, sepanjang tahun, harga rumah semakin mahal, dan sulit rasanya jika harus dibeli secara cash (tunai). Makanya tidak menutup kemungkinan kita mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) dari bank. Umumnya jangka pelunasannya berkisar 5-15 tahun.
 
Misalkan setelah dikurangi DP, sisa kredit rumah yang harus kita lunasi berjumlah 100 juta. Jika kita mencicil selama 10 tahun, maka uang per bulan yang harus kita setor ke bank berkisar 833 ribu. Mau tidak mau, kita harus menanggung utang 833 ribu per bulan sampai 10 tahun mendatang.
Biarkan Dinar Bekerja Melunasi Utang Anda
Kita tahu dengan baik, DINAR emas terbukti ampuh mengatasi permasalahan finansial jangka panjang kita. Dengan bekal keyakinan ini, seharusnya DINAR juga mampu membantu kita melunasi utang kita ke bank sehingga bisa lunas lebih cepat.
Jika misalnya setelah dikurangi keperluan sehari-hari, asuransi, biaya untuk melunasi utang, pendapatan per bulan kita masih menyisakan sedikit uang, sebut saja angka 500 ribu. Maka solusi yang cerdas adalah bukan menambah setoran pembayaran utang atau menyimpannya dalam bentuk tabungan di bank, melainkan dibelikan DINAR emas.

Taruh saja harga DINAR saat ini berkisar 2,2 juta, maka uang 500 ribu tersebut bisa dibelikan sekitar 0,23 DINAR. Dalam satu tahun diperkirakan DINAR kita telah berjumlah sekitar 2,5 keping. Jika kita secara konsisten mampu menabung 2,5 DINAR per tahun, maka 5 tahun kemudian kita telah mempunyai 12,5 keping DINAR. Jika kenaikan harga DINAR per tahun mencapai 25%, maka harga DINAR 5 tahun mendatang bisa mencapai 6 juta per keping. Ini berarti tabungan DINAR kita 5 tahun mendatang sudah bernilai 75 juta rupiah (12,5 keping x 6 juta) atau ¾ dari jumlah utang kita selama 10 tahun!

Jika dalam  5 tahun kita telah mencicil Rp 49.980.000 (Rp 833 ribu x 5 tahun), maka Insya Alloh ditambah dengan tabungan DINAR kita, utang yang seharusnya baru lunas 10 tahun yang akan datang, ternyata sudah bisa dibayar dalam waktu hanya 5 tahun, bahkan kita memiliki sisa uang di tabungan berjumlah Rp 24.980.000! Wow sungguh luar biasa. DINAR emas terbukti mampu menjadi solusi finansial jangka panjang umat. Ini bukti betapa kehandalan mata uang dari langit ini.


Selamat Mencoba!

Minggu, 26 Februari 2012

7 Tips Agar Investasi DINAR Menguntungkan dan Berkah

1.    Tentukan tujuan investasi DINAR Anda

Sebagian dari kita saat memutuskan berinvestasi tidak tahu sama sekali tujuan investasi yang ingin dicapai. Ada yang hanya ikut-ikutan teman, ada pula yang karena trend investasi di masyarakat.

Padahal menentukan tujuan investasi yang ingin dicapai adalah bagian yang penting agar kita bisa menyusun perencanaan keuangan kita dengan baik. Banyak sekali contoh tujuan investasi yang bisa kita ambil sebagai tujuan investasi DINAR kita, misalkan untuk menikah, pendidikan anak, naik haji, dana pension, dll.

2.    Tutup mata dan telinga Anda terhadap fruktuasi harga DINAR saat ini

Harga DINAR memang mengikuti harga emas dunia, jadi harganya juga sangat volatile, kadang naik kadang juga turun. Kondisi seperti ini seringkali menghambat kita berinvestasi. Ada yang takut, bagaimana kalau ternyata kedepannya harga DINAR terus turun, ada pula yang takut memulai investasi karena khawatir rugi karena ketidaktepatan membeli DINAR pada saat harganya tinggi.

Jika Anda ingin berinvestasi dalam DINAR atau emas logam mulia, jangan terlalu percaya dengan fruktuasi harga yang terjadi dalam jangka pendek. Kalau sudah punya uang, segera belikan DINAR. Jangan menunggu-nunggu kapan harga DINAR sedang turun, karena hal ini seringkali membuat kita lupa berinvestasi pada akhirnya.

3.    Jangan lupakan petunjuk, “Investasi DINAR bukan untuk jangka pendek

Kalau Anda membeli DINAR sambil berharap untung besar dalam jangka pendek, lupakan saja! Lebih baik Anda berinvestasi ke instrument investasi yang lain, yang menjanjikan keuntungan jangka pendek.

Jika Anda ingin memperoleh keuntungan dari investasi DINAR, sabarlah menunggu, setidaknya minimal 1 tahun. Sesuai dengan trend harga DINAR, 1 tahun diyakini adalah waktu minimal yang cukup untuk kita menangguk keuntungan dari investasi DINAR. Tentu semakin lama waktu investasinya, maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan kita peroleh. Jika berdasarkan trend yang ada, kecenderungan kenaikan harga DINAR berkisar 25% per tahun, maka jika saat ini kita memiliki 1 koin DINAR dengan harga 2,2 juta per koin, tahun depan harganya diyakini akan berubah menjadi sekitar 2,7 juta!

4.    Untuk investasi DINAR, gunakan hanya uang nganggur Anda

Kadangkala karena terlalu bersemangatnya kita untuk berinvestasi DINAR, kita lupa uang yang kita pakai untuk investasi adalah uang yang kemungkinan akan dipakai dalam waktu dekat. Kita berpandangan, sebelum uang tersebut kita gunakan untuk keperluan lain, lebih baik dibelikan DINAR dulu, baru nanti kalau butuh uang, tinggal dijual lagi DINARnya.

Kalau begini prinsip yang kita ambil dalam berinvestasi DINAR, yakinlah kita hanya akan memperoleh kerugian. Investasi DINAR akan terasa menguntungkan jika kita mampu bersabar untuk tidak menjual DINAR yang kita beli, setidaknya dalam jangka 1 tahun.

Kalau mau aman berinvestasi DINAR, investasikan hanya uang nganggur kita. Uang yang kita tidak tahu akan dikemanakan. Daripada mengendap di bank dalam bentuk tabungan biasa atau deposito yang keuntungannya hanya berkisar 5-8% per tahun, belum dikurangi biaya macam-macam, maka tentu lebih baik dialihkan ke dalam bentuk DINAR yang keuntungan per tahunnya berkisar 20-25%. 

5.    Ikutilah komunitas-komunitas masyarakat pengguna DINAR

Dalam berinvestasi DINAR, untuk menambah semangat dan pengetahuan kita, tidak salahnya jika kita bergabung dengan komunitas-komunitas pengguna DINAR. Di sana kita dapat berbagi tips-tips menguntungkan berinvestasi DINAR.

Selain itu, bersilaturahim dengan komunitas-komunitas ini memungkinkan kita mendapatkan keuntungan lebih saat ingin membeli atau menjual DINAR. Kalau Anda perhatikan, harga DINAR yang tercantum di seluruh agen gerai dinar adalah sama, yang membedakan adalah ongkos kirimnya dari pusat gerai dinar di Depok ke tempat agen tersebut berada. Selisih harga jual dan beli yang berlaku adalah 4% (ini untuk menghindari spekulasi harga DINAR yang memang diharamkan dalam Islam). Misalnya kita membeli 1 koin DINAR dengan harga 2,2 juta, maka kalau koin tersebut langsung kita jual di agen resmi gerai dinar, maka bisa dipastikan uang yang kita dapatkan hanya berkisar 2,1 juta (dipotong 4%).

Tetapi berbeda jika Anda menjualnya di komunitas-komunitas pengguna DINAR, saat kita menjual DINAR harganya tentu tidak sampai dipotong 4%, paling hanya 2%. Begitu pula jika kita hendak membeli DINAR, dimungkinkan dalam komunitas ini ada yang menjual DINAR dengan harga yang lebih murah dibanding harga resmi gerai dinar. Jadi dua-duanya akan mendapatkan keuntungan. Ini adalah salah satu hikmah bersilaturahim, membuka pintu rejeki dan membudayakan tolong-menolong.


6.    Pastikan DINAR yang kita beli memiliki SERTIFIKAT resmi

1400 tahun yang lalu, untuk menggunakan DINAR dalam kegiatan ekonomi sehari-hari, sertifikat DINAR sama sekali “tidak dibutuhkan”. Tetapi saat ini, di mana DINAR baru menjalankan fungsinya sebagai store of value (penyimpan nilai), belum medium of exchange (alat pertukaran), maka adanya sertifikat asli mutlak diperlukan. Ini untuk memudahkan kita dalam menjual kembali DINAR kita saat diperlukan.

Meskipun kadar emas dalam DINAR bisa dicek dengan cara sederhana mengikuti prinsip hokum Archimedes dalam ilmu fisika, namun DINAR tanpa sertifikat nilainya akan cenderung lebih rendah saat dijual.

Untuk mendapatkan sertifikat asli bersama DINAR yang kita beli, pastikan Anda membeli DINAR pada agen-agen resmi yang terpercaya. Untuk DINAR produksi PT ANEKA TAMBANG Tbk, distributor utamanya, yaitu Gerai Dinar memiliki sekitar 60 agen di seluruh nusantara. Masing-masing agen memiliki beberapa sub-agen yang membantunya dalam distribusi DINAR dalam masyarakat. Untuk mengecek agen resmi di kota Anda, silakan kunjungi website: http://geraidinar.com. Sementara untuk mengetahui posisi sub-agen gerai dinar yang dekat dengan rumah Anda, silakan Anda mengunjungi situs resmi agen-agen tersebut, di sana akan tercantum alamat dan nomor kontak sub-agen terdekat dengan tempat tinggal Anda.


7.    Jangan lupa bayar Zakatnya, jika sudah sampai Nisabnya.

Dalam Islam, harta yang kita miliki tidak seluruhnya menjadi hak kita, ada miliki orang lain, yang harus kita tunaikan jika sudah mencapai nisabnya. Dan nisab DINAR adalah 20 keping. Jadi jika sudah memiliki 20 keping DINAR segera keluarkan zakatnya berupa 0,5 keping DINAR agar harta kita menjadi berkah dan terus tumbuh berkembang.

Sabtu, 25 Februari 2012

Menyimpan Uang dengan Cerdas!

Sebagian dari kita tentu lebih suka jika dihadirkan data yang valid atau sebuah fakta untuk bisa memutuskan sesuatu. Berikut ini saya tampilkan tiga metode menabung yang memang ada dalam masyarakat kita.
Saya asumsikan, saat ini saya memiliki uang 10 juta.
Dengan rumus sederhana FV = P (1+i)n
Dimana FV = Future Value (Nilai majemuk yang akan diperoleh di masa yang akan  datang dari sejumlah uang pada tingkat bunga tertentu
                 P = Jumlah uang
                 i  = Bunga/Bagi hasil
                n  = Periode (dalam tahun)

maka jika saya menabung uang 10 juta tersebut dengan cara:
1.    Menyimpan di rumah/bawah bantal
Maka nilai uang saya 5 tahun yang akan datang = nilai uang saya saat ini karena nilai i (bunga/bagi hasil) = nol

2.    Menyimpan di Bank dengan asumsi bunga/bagi hasil 5% per tahun
Maka berdasarkan rumus FV = P (1+i)n
                                                = 10 juta (1+5%)5
Atau secara sederhana dengan menggunakan table perhitungan sbb:
Jumlah Uang Awal Periode
Bunga/Bagi Hasil per tahun
Jumlah Uang Akhir Periode
Rp 10.000.000
Rp 500.000
Rp 10.500.000
Rp 10.500.000
Rp 525.000
Rp 11.025.000
Rp 11.025.000
Rp 551.250
Rp 11.576.250
Rp 11.576.250
Rp 578.812
Rp 12.155.062
Rp 12.155.062
Rp 607.753
Rp 12.762.815

Dengan asumsi, tidak ada pemotongan untuk biaya administrasi/pajak dari bank dan dana tersebut tidak pernah kita ambil (diendapkan terus di bank), maka uang 10 juta kita saat ini akan menjadi 12 juta 762 ribu pada 5 tahun mendatang.
3.    Separuh kita simpan dalam bentuk tabungan, separuhnya lagi kita investasikan (misalkan untuk membeli DINAR emas)

Dengan asumsi, harga 1 DINAR emas adalah 2,5 juta, maka uang 5 juta bisa dibelikan 2 keping koin DINAR emas. Jika kenaikan harga emas per tahunnya berkisar 25% atau kita ambil nilai minimal, yaitu 20%, maka 5 tahun mendatang harga DINAR akan berkisar 6 juta per keping. Dua keping DINAR emas kita, 5 tahun mendatang akan berjumlah 12 juta!

Sementara 5 juta uang kita yang disimpan di bank, dengan asumsi bunga/bagi hasil bank 5% per tahun, maka lima tahun mendatang jumlahnya berkisar 6 juta (jika tidak ada pemotongan pajak, biaya administrasi dll).

Dari keduanya jumlah 10 juta yang kita miliki dapat berkembang menjadi sekitar 18 juta!   
Dari ketiga ilustrasi yang digambarkan di atas, tampak jelas, untuk saat ini dan di masa depan, menabung uang di bank saja tidak cukup, apalagi hanya menumpuknya di dalam rumah. Kita perlu mengalokasikan dana kita untuk investasi. Dengan investasi uang yang kita miliki saat ini bisa berkembang lebih pesat, bahkan beberapa instrument investasi sanggup mengalahkan laju inflasi misalnya reksadana, DINAR, emas logam mulia, tanah dan properti, dan wirausaha mandiri.
Lebih baik lagi, kalau seandainya kita sudah memiliki dana cadangan cukup di bank untuk diambil sewaktu-waktu untuk keperluan mendadak, sementara kita juga masih memiliki uang “nganggur” yang bingung mau diapakan, maka menginvestasikan semuanya adalah solusi yang cerdas. Tetapi jangan tempatkan hanya di satu instrument investasi, misalnya seluruh dana dibelikan reksadana. Yang lebih baik adalah dana “nganggur” tersebut kita bagi-bagi ke beberapa instrument yang mampu melawan inflasi seperti reksadana, DINAR emas, dan emas batangan. Jika ada kemungkinan sebagian dana ini juga akan dipakai dalam waktu dekat, dana tersebut sebagain juga bisa ditabung dalam bentuk deposito (meski bunga/bagi hasil deposito per tahunnya umumnya belum sanggup mengungguli angka inflasi).
Selamat berinvestasi!

Kamis, 23 Februari 2012

Hanya dengan 250 ribu, Kita Sudah Bisa Memiliki DINAR Emas

Masa cuma dengan 250 ribu kita sudah bisa punya DINAR? Bukannya harga 1 koin DINAR emas (Februari 2012) sekitar 2,25 juta?
Awalnya pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul di benak saya. Tetapi setelah saya mempelajari konsep online saving yang disiapkan tim m-dinar (yang dikomandani Bpk M. Iqbal, pemilik sekaligus pengelola gerai dinar, distributor utama  DINAR produksi dan bersertifikat PT Aneka Tambang Tbk), rasa penasaran saya terjawab sudah.

Kantor Pusat Gerai Dinar di Depok, Distributor Utama DINAR Emas PT Aneka Tambang Tbk (Persero)

Awalnya saya ragu, apalagi sistem yang dibuat berbasis online. Namun setelah saya mencari tahu ke sana ke mari sekaligus bertanya-tanya ke tim m-dinar, juga bertanya langsung ke bpk M. Iqbal, saya yakin sistem yang dibuat kredibel dan bisa dipertanggung jawabkan.
Sistem online memang dibuat untuk mempermudah kita yang jauh dari kantor pusat gerai dinar (pemilik program online saving m-dinar) di Depok, juga memberikan kenyamanan karena kita bisa memiliki koin DINAR emas tanpa harus menyimpannya dalam bentuk fisik. M-dinar menyadari, tidak semua dari kita bisa menyimpan barang berharga kita di safe deposite box milik bank atau disimpan di rumah, makanya dibuat tabungan DINAR secara online yang dapat kita akses kapanpun dan dimana pun juga.
Kalau suatu saat kita ingin mencairkan tabungan DINAR emas kita, kita tinggal menghubungi agen gerai dinar terdekat. Untuk saat ini saja, agen gerai dinar sudah tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara, yang jumlahnya lebih dari 50 agen, belum lagi sub-agennya.
Uniknya lagi, m-dinar menerapkan sistem seperti bank syariah, namun tanpa membebankan biaya administrasi dll. Bahkan per bulannya kita mendapatkan bagi hasil karena DINAR yang kita tabung diputar untuk menggerakkan roda ekonomi di sektor riil.
Syarat pembukaan rekeningnya pun tidak menyulitkan. Pertama kali kita diminta mengisi formulir secara online (silakan kunjungi http://m-dinar.com/indo). Setelah itu kita diminta mengirimkan scan fotokopi KTP yang masih berlaku dan nomor HP yang masih aktif. Selanjutnya pihak m-dinar akan menghubungi nomor telepon kita. setelah proses administrasi disetujui, pihak m-dinar akan membuatkan No Account m-dinar kita beserta password-nya.
Untuk bisa bertransaksi, kita diwajibkan menyetor tabungan sebesar 0,25 DINAR. Untuk pengisiannya Anda bisa menghubungi agen terdekat gerai dinar. Tabungan awal ini selanjutnya tetap akan menjadi milik kita dan kita dapat mengambil seluruh saldonya hingga tanpa bersisa (0 DINAR). Untuk setoran selanjutnya terserah Anda, hanya ada batas minimum, yaitu 0,1 DINAR (sekitar 250 ribu untuk kurs DINAR saat ini).
Jika kebetulan rumah Anda di daerah JABOTABEK, m-dinar juga melayani tabungan off line dengan menggunakan buku tabungan. Prosedurnya juga tidak jauh berbeda dengan sistem online, hanya jadi dengan sistem off line kita bisa membawa buku tabungan kita ke rumah, sementara kalau online kita hanya bisa memonitor tabungan kita saat komputer atau HP kita terkoneksi dengan internet.
Sistem manapun yang Anda pilih (menabung online atau datang langsung ke pusat m-dinar di Depok), dengan membuka tabungan di m-dinar kita akan memetik beberapa keuntungan:
  1. Kita bisa mendisiplinkan diri menabung DINAR, karena batas minimum setoran DINAR yang  cukup terjangkau memudahkan siapapun menabung DINAR.
  2. Kita bisa memiliki DINAR tanpa fisik (meskipun kapanpun DINAR fisik bisa kita ambil). Ini memberikan rasa aman, dibandingkan kita harus menyimpan DINAR di rumah.
  3. Kita tidak perlu menyimpan DINAR di Safe Deposit Box bank, yang biaya per tahunnya berkisar 250 ribu.
  4. Kita tidak perlu membayar biaya administrasi, pajak, dll. 
  5. Tiap bulan kita akan mendapatkan bagi hasil dalam bentuk DINAR.
  6. Menabung DINAR di m-dinar juga bisa ikut serta di dalam mengembangkan perekonomian rakyat, karena DINAR yang kita tabung, oleh Bpk Iqbal dkk diberdayakan untuk pembiayaan sektor riil, tidak hanya disimpan. Sehingga pada akhirnya jumlah yang kita miliki terus berkembang.
  7. Agen penjual DINAR yang berada di bawah naungan gerai dinar (pemilik sekaligus pengelola m-dinar) cukup banyak tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, dll. Hal ini memudahkan kita jika suatu saat ingin mengambil DINAR fisik, sekaligus juga memudahkan kita jika ingin menambah saldo m-dinar kita.
  8. Pengalaman puluhan tahun Bpk M. Iqbal, pemiliki gerai dinar sekaligus penggagas dan pengelola program m-dinar di bidang ekonomi syariah membuat kita tidak perlu khawatir tentang "kehalalan" produk m-dinar. Bpk M. Iqbal juga merupakan penulis yang cukup produktif, terbukti dengan banyak buku yang berhasil dia tulis dan mendapat predikat best seller seperti buku Dinarnomic, Ayo Berdagang dll.
Jadi tunggu apalagi, jika kita belum bisa membeli DINAR secara langsung karena harga 1 koin DINAR cukup mahal, maka mulailah dari sekarang menabung sedikit demi sedikit melalui tabungan online m-dinar. Jika suatu saat tabungan DINAR kita sudah cukup banyak, bisa kita ambil secara fisik atau pun bisa kita tukarkan kembali ke rupiah. Dan yakinlah dengan kenaikan harga DINAR emas berkisar 20% per tahun, keuntungan besar menanti Anda di masa depan. Insya Alloh.

  

Selasa, 21 Februari 2012

Koin 1 Dinar (Emas) Logam Mulia


Kadar : 22 karat
Kandungan : 91.7% Aurum (emas) & 8.3% Silver (perak)
Berat : 4.25 gram
Diameter : 23 mm
Bersertifikat PT Aneka Tambang Tbk (Persero)

Koin 1 Dirham (Perak) Logam Mulia



Kandungan : 99.95% Silver (perak)
Berat : 2.975 gram
Diameter : 25 mm
Bersertifikat PT Aneka Tambang Tbk (Persero)




















Haruskah Kaya Dulu, Baru Bisa Punya DINAR Emas?

Beberapa orang ketika saya pancing tentang menabung DINAR emas untuk investasi masa depan, memberikan respon jawaban “Aduh, gimana ya…saya sudah banyak pengeluaran nih! Untuk bayar ini, untuk bayar itu…”. Bahkan ada juga yang berkata, “Wah sudah kaya ya sekarang, menabungnya emas. Hebat-hebat!”

Dari jawaban-jawaban di atas muncul beberapa pertanyaan di benak saya. Benarkah, kita yang pengeluaran per bulannya segunung, sulit menabung DINAR emas? Benarkah menabung DINAR emas mesti kaya dulu? Mari kita bedah lebih dalam.
Seperti kata pepatah, di dunia ini selalu ada keseimbangan. Ketika ada pemasukan pasti ada pula pengeluaran. Yang menjadi pertanyaan, sudahkah kita membuat perencanaan keuangan sebaik-baiknya? Sudahkah kita memilah-milah mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya bentuk keinginan sesaat?

Ambil contoh seperti ini. Ketika kita berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, kita melihat ada sepatu yang menarik. Lalu kita pun tertarik untuk membeli. Nah yang menjadi pertanyaan, benarkah sepatu itu memang sangat kita butuhkan, ataukah hanya karena kita ingin menambah koleksi karena tertarik dengan bentuknya yang lucu? Kalau memang di rumah kita sudah tidak punya sepatu lagi, berarti sepatu yang ada di mall itu masuk kriteria kebutuhan, jadi tidak menjadi masalah untuk memilikinya. Tetapi ketika di rumah ternyata kita masih punya beberapa sepatu sejenis yang masih layak, berarti kita harus segera pergi dari toko itu, dan cukup bilang kepada pelayannya, “Maaf tidak jadi beli, saat ini saya belum perlu dulu”.
Saya yakin, kalau saja kita mampu mengerem keinginan kita untuk pengeluaran yang sifatnya tidak wajib, bahkan sunah pun tidak, maka kita akan mendapatkan kejutan bahwa pos pengeluaran bulanan kita berkurang dan ini berarti kita masih memiliki sedikit uang untuk kita alokasikan bagi simpanan masa depan. Tidak mengapa walaupun misalnya hanya berjumlah 100 ribu/bulan atau pun yang lebih kecil lagi. Segera simpan uang ini di tempat yang kita kesulitan menjangkaunya. Dan anggap uang ini sebagai uang hilang, agar kita tidak tergoda menggunakannya. Dari sedikit demi sedikit tabungan per bulan ini, ketika sudah cukup banyak, segera belikan koin emas DINAR. Kalau sudah berubah dalam bentuk benda, godaan untuk menjualnya kembali akan berkurang, paling-paling kalau butuh uang, ujung-ujungnya menggadaikan hehehe.

Jadi dalam menyiapkan tabungan masa depan dalam bentuk DINAR emas, yang dibutuhkan adalah konsistensi kita untuk mengerem pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya untuk memenuhi keinginan sesaat dan mengalokasikannya sedikit demi sedikit ke bentuk DINAR. Kalau sudah demikian, siapapun Anda, apapun jenis pekerjaan Anda, dan berapapun penghasilan Anda, menabung DINAR emas akan bisa Anda lakukan kapanpun juga. Tidak mengapa bukan, kita sedikit berkorban sekarang demi kebaikan di masa depan? Ingatlah, Alloh SWT melarang kita mencetak generasi penerus yang lemah, miskin, dan tak berdaya. Jadi mulai sekarang, mulailah menabung DINAR emas, bukan untuk Anda sendiri tetapi juga untuk kebaikan anak cucu dan umat manusia pada umumnya.

Senin, 20 Februari 2012

Emas Sebagai Pertahanan Terakhir Bangsa

Sebuah fakta tak terbantahkan:
1.    IMF (Dana Moneter Internasional) tidak mengijinkan Indonesia mengkaitkan nilai tukar Rupiah dengan emas (Article 4, section 2.b). Indonesia hanya boleh mengaitkan nilai tukar Rupiahnya dengan US Dollar.
Pelarangan ini jelas merugikan negara-negara pemilik sumber emas seperti Indonesia!
2.    Sebagai anggota IMF, Indonesia harus melaporkan segala aktivitas yang terkait dengan emas, seperti cadangan emas yang dimiliki oleh bank sentral dan bank atau lembaga keuangan lainnya, produksi emas, serta ekspor dan impor emas (Article VIII, Section 5.a) (Sumber: buku Think Dinar!)
Ada apa dengan ini semua? Kalau kita cermati, ini adalah bukti negara-negara besar seperti Amerika Serikat tidak ingin negara-negara pemilik sumber emas memiliki power, karena limpahan emas yang ada di negerinya. Mereka ingin tetap mengontrol dan mengeruk sumber-sumber emas kita dan menyimpannya di berangkas mereka. Buktinya simpanan emas Amerika Serikat mencapai lebih dari 8000 ton (bandingkan dengan Indonesia yang notabene negeri di mana ladang-ladang emas berada, hanya memiliki cadangan emas sekitar 73 ton!).
Melihat fakta ini, sebagai rakyat apa yang seharusnya kita lakukan? Tentu kita harus membalas ketidakadilan mereka dengan cerdik. Mereka memang bisa memonitor kepemilikan emas pemerintah atau bank-bank di negeri ini, tetapi mereka tidak akan mampu mendeteksi seberapa besar jumlah emas yang dimiliki rakyat Indonesia.
Kalau suatu saat sistem ekonomi kapitalis ambruk (tanda-tandanya sudah mulai terlihat), dan negara-negara penimbun emas (Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa) masih bisa survive lantaran simpanan emasnya, bagaimana dengan Indonesia? Masih cukupkah hanya dengan mengandalkan 73 ton emas simpanannya?
Sebagai rakyat yang mencintai negeri ini, dan tentunya yang membenci ketidakadilan ekonomi, kita harus mulai mempraktikkan “Silent is Gold = Diam itu emas”, maksudnya secara diam-diam kita turut juga menyimpan emas, sebanyak kemampuan kita untuk menyimpannya. Meskipun menyimpannya sedikit demi sedikit, gram per gram, itu tidak menjadi masalah, karena ini menjadi bukti kecintaan kita kepada negeri ini. Karena emas diyakini sanggup menjadi pertahanan terakhir kita untuk mengamankan masa depan anak cucu kita.
Jika saja, dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia, separuhnya saja (sekitar 130 juta penduduk) melakukan hal yang sama, menabung sedikit demi sedikit uang hasil keringatnya dan kemudian dibelikan emas (ingat kalau bisa emas murni 24 karat, bukan dalam bentuk perhiasan) dan melakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan negara-negara barat, niscaya kita akan membantu keberlangsungan bangsa ini.
Jika dari 130 juta penduduk, masing-masingnya sanggup menyimpan 1 gram emas per tahun, maka hanya dalam kurun waktu 1 tahun, emas sudah berpindah ke negeri ini sebesar 130 ton (hampir 2 kali lipat cadangan emas yang dimiliki pemerintah Indonesia)! Jika terus berkelanjutan, dalam kurun waktu hanya 5 tahun, cadangan emas di negeri ini sanggup menembus angka 650 ton!
Bagaimana kalau semua berlanjut hingga 10 atau 15 tahun, niscaya, kemandirian suatu bangsa bukan lagi angan-angan tetapi sesuatu yang bakal terwujud tidak lama lagi. Insya Alloh.  

Merancang Masa Depan dengan DINAR Emas

Sebuah pertanyaan seringkali mengemuka, apa sih alasan kita harus memilih DINAR? Apa menabung dengan uang kertas tidak cukup untuk perencanaan masa depan kita?
Jawabannya sederhana, semua berdasarkan fakta lapangan:
1.    Dalam 40 tahun terakhir, uang kertas rupiah setiap tahun nilainya turun berkisar 8%, sementara US Dollar setiap tahun nilainya turun berkisar 5%.
2.    Saat krisis di tahun 1998, inflasi di Indonesia mencapai 78%. Sementara rata-rata inflasi per tahun berkisar 10%. Dengan asumsi inflasi 10%, maka biaya hidup kita 20 tahun mendatang akan melonjak jauh mencapai 573%!
3.    Dalam 40 tahun terakhir, nilai DINAR emas mengalami kenaikan rata-rata 28,73% per tahun terhadap rupiah dan 10,12% per tahun terhadap US Dollar.
4.    Bukti kuat hadist Rasulullah Muhammad SAW bahwa 1 DINAR bisa dibelikan seekor kambing. Ini berlaku sejak 1400 tahun lalu sampai saat ini!
5.    Selama 60 tahun terakhir, daya beli DINAR terhadap minyak adalah tetap (bahkan cenderung lebih tinggi)
(Sumber: Think Dinar!)
Sederetan fakta di atas jangan hanya membuat kita tertegun, tetapi kita harus membuat kita cepat bereaksi. Masa depan tidak lagi bisa kita sandarkan pada uang kertas (fiat/semu). Sudah saatnya kita beralih pada DINAR emas, sebuah mata uang hakiki (mata uang dari langit), mata uang yang terbukti sejak ribuan tahun mampu bertahan terhadap inflasi.
Siapapun Anda dan berapa pun usia Anda, mulailah merancang masa depan berbasis DINAR. Uang penghasilan yang ada dapatkan saat ini dengan penuh kerja keras, jangan sampai menguap begitu saja atau nilainya dari tahun ke tahun terus digerogoti inflasi. Bagaimana nanti dengan nasib anak-anak kita di masa depan saat kita pensiun? Cukupkah uang kertas yang kita tabung menutupi biaya hidup yang semakin mahal?
Jika kita mulai menabung DINAR sedikit demi sedikit dari sekarang, minimal ada dua hal yang akan kita dapatkan:
1.    Kita dapat melindungi harta kita dari gerusan inflasi
2.    Kita dapat mengelola harta kita agar terus tumbuh berkembang (Karena jika menyimpan DINAR sama dengan menyimpan Emas yang nilainya cenderung meningkat setiap tahunnya).

Sejarah UANG di Nusantara, dari DINAR ke RUPIAH (Kembali ke DINAR?)

Benarkah kita hanya mengenal rupiah sebagai alat tukar atau transaksi ekonomi resmi di negeri ini? Ternyata TIDAK! Koin emas DINAR dan perak DIRHAM ternyata juga dikenal baik rakyat di tanah air, bahkan sejak abad ke-6 (jauh sebelum lahirnya rupiah bahkan US Dollar sekalipun).

Dalam buku Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan penterjemah Laksamana Muslim Cheng Ho dari Cina saat muhibah ke Sumatera Utara (1405 - 1433), disebutkan bahwa mata uang Samudera Pasai adalah Dinar emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1 Dinar = 1.600 keueh). Pasai telah mencetak Dinar pertamanya pada masa Sultan Muhammad (1297-1326) dengan satuan mas yang sepadan dengan 40 grains atau 2,6 gram.

Pada masa Sultan Ahmad Malik Az-Zahir koin Dinar lebih dikenal sebagai Derham mas, dicetak dalam dua pecahan yaitu Derham dan setengah Derham (1346-1383). Setelah Aceh menaklukkan Pasai (1524) tradisi mencetak Derham mas menyebar ke seluruh Sumatera, bahkan semenanjung Malaka.

Dinar juga dibuat oleh kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, pertama kali pada tahun 1595, pada masa Sultan Alaudin Awwalul Islam (1593-1639) dengan Dinar seberat 2,46 gram emas. Yang menyebar dari Ternate, Tidore, Minahasa, Butung, Sumbawa, Gowa Talo, bahkan Papua. Koin ini beredar dari tahun 1654-1902.

Di pulau Jawa, Dinar dan Dirham dicetak oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1600-an, kemudian oleh VOC sejak tahun 1744 di percetakan uang Batavia yang di desain oleh Theodorus Justinus Rheen. Berdasarkan perjanjian VOC-Mataram, Dinar dicetak seberat 16 gram emas dengan kadar 75 persen dan dinamakan Mahar, sedang Dirham dicetak seberat 6,575 gr dan, dalam sebutan rupiah, dicetak seberat 13,15 gr. Dirham dan rupiah terbuat dari perak dengan kadar 79 persen.

Lalu sejak kapan uang kertas beredar di Indonesia?
Saat menjajah Indonesia, pemerintah Jepang (Dai Nippon) membuat  UU No. 2 tanggal 8 Maret 2602 (tahun Jepang Kooki atau tahun 1942) tentang mata uang. Semua mata uang yang ada digantikan oleh uang kertas Dai Nippon! Ketika Indonesia merdeka, pada tanggal 26 Oktober 1946, Presiden Sukarno dan menteri keuangan saat itu menerbitkan UU No. 19 tentang penerbitan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) dengan dasar 10 rupiah yang sebanding dengan 5 gram emas murni. Uang ini menggantikan uang kertas Dai Nippon.

Namun sayangnya UU No. 19 tersebut pada praktiknya dilanggar sendiri oleh pemerintah kita. Uang rupiah tidak lagi dijamin dengan emas. Harga emas  pada saat ini (tahun 2012), ini bukan lagi Rp 2/gram, tetapi di atas Rp 500.000/gram, yang artinya nilai rupiah kita terjun bebas lebih rendah 250.000 kalinya! (Sumber: wakalanusantara)

Saat ini, koin emas DINAR dan DIRHAM kembali popular, meski masih sebatas untuk sarana investasi dan pelindung nilai harta terhadap gempuran inflasi (belum sepenuhnya dijadikan alat tukar/jual-beli). Sudah sepatutnya hal ini diapresiasi dan didukung dengan baik oleh semua pihak. Karena pada hakikatnya setiap manusia merindukan tegaknya keadilan, dan uang DINAR dan DIRHAM adalah salah satu sarana untuk mencapai keadilan tersebut.

Dengan DINAR, Ongkos Naik Haji Diskon Up to 50%!

Berkunjung ke tanah suci Mekah adalah impian setiap muslim. Menunaikan rukun Islam yang ke-5, berhaji ke tanah suci, berjumpa dengan jutaan manusia lain di tempat yang sama untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT adalah dambaan setiap orang Islam.

Namun sayangnya tidak semua dari kita punya kesempatan pergi ke sana. Biaya naik haji dari tahun ke tahun semakin tinggi. Untuk saat ini saja, ongkos naik haji (ONH) berkisar 42 juta rupiah dan cenderung akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Kalau sudah begitu, kapan tiba kesempatan kita menjadi tamu Alloh?
Saat ini memang telah banyak kemudahan yang diberikan. Bank-bank syariah berlomba-lomba membuka tabungan haji. Dengan sistem yang ditawarkan oleh bank, jika per bulan kita sanggup menabung Rp 500.000 maka dalam tempo sekitar 7 tahun, uang simpanan kita di bank akan mencapai sekitar 45 juta (dengan asumsi bunga/bagi hasil dari pihak bank sebenar 6% per tahun). Tetapi yang menjadi pertanyaan, benarkah ONH tujuh tahun mendatang tetap sama 42 juta rupiah, atau kalau naik pun sedikit (masih dikisaran 45 juta rupiah)?
Jika ONH per tahunnya naik 2% saja, maka ONH tahun ini yang sebesar 42 juta rupiah akan menjadi sekitar 48 juta rupiah tujuh tahun mendatang. Belum lagi kalau ternyata ONH naik lebih tinggi lagi karena didorong faktor inflasi per tahun yang umumnya mencapai 10%. Kalau sudah begini, menabung sampai 7 tahun sekalipun ONH tetap tidak sanggup kita penuhi (kecuali Alloh berkehendak lain).
Sebuah solusi cerdas, menabung dengan DINAR
Semua perhitungan di atas berlaku kalau kita menabung dengan uang kertas (fiat money) yang memang nilainya akan terus tergerus inflasi. Bagaimana kalau kita menabung dalam bentuk DINAR? (Perhatian: DINAR yang dimaksud adalah koin yang terbuat dari emas berkadar 22 karat dengan berat 4,25 gram, bukan mata uang kertas Dinar IRAQ).
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa ditempuh, tetapi saya akan menuliskan cara yang sederhana saja. Misalkan perkiraan ONH 7 tahun mendatang adalah 60 juta rupiah. Maka cara yang paling mudah adalah mengkonversinya ke dalam bentuk DINAR. Misalkan harga DINAR saat ini adalah 2,2 juta rupiah per keping, maka tinggal kita bagi saja 60 juta dengan 2,2 juta rupiah. Maka 60 juta rupiah sepadan dengan sekitar 27 keping DINAR (dengan harga saat ini).
Kalau kita berencana naik haji 7 tahun mendatang, berarti mau tidak mau per tahun kita harus bisa menabung sekitar 4 keping DINAR, berapa pun harga per kepingnya (ONH = 27 keping dibagi 7).
Tahun 1 = 4 keping DINAR
Tahun 2 = 4 keping DINAR
Tahun 3 = 4 keping DINAR
Tahun 4 = 4 keping DINAR
Tahun 5 = 4 keping DINAR
Tahun 6 = 4 keping DINAR
Tahun 7 = 4 keping DINAR
TOTAL   = 27 keping DINAR

Di tahun ke-7 kalau kita konsisten menabung, maka di tangan kita sudah ada 27 keping DINAR. Jika kenaikan harga DINAR per tahun min 20%, maka di tahun ke-7 ini, harga DINAR diperkirakan Rp 4,4 juta rupiah dan 27 keping DINAR di tangan kita akan bernilai Rp 118.800.000! Wow sebuah angka yang fantastis! Dengan jumlah sebesar ini, kita tidak hanya bisa memberangkat diri kita saja untuk naik haji, melainkan juga pasangan kita atau bahkan orang tua kita (Seperti harga produk di pusat perbelanjaan, “Beli satu dapat dua!”).

Kalau sudah begini, adakah yang masih tidak tertarik?




Download Artikel INVESTASI DLL

Jika artikel-artikel ini bermanfaat untuk Anda, silakan bisa diunduh gratis.
  1. Sejarah Uang di Nusantara; dari DINAR ke RUPIAH (kembali ke DINAR?)
  2. Dengan DINAR, Diskon Ongkos Naik Haji Hingga 50%
  3. Uang Kertas Dulu dan Sekarang
  4. Emas Sebagai Pertahanan Terakhir Bangsa
  5. Investasi DINAR Plus Untuk Tabungan Menikah
  6. Merancang Masa Depan dengan DINAR
  7. Haruskah Kaya Dulu, Baru Punya DINAR?
  8. Menyimpan Uang dengan Cerdas!
  9. 7 Tips Agar Investasi DINAR Menguntungkan dan Berkah
  10. Biarkan DINAR Bekerja Melunasi Utang KPR Anda!
  11. Jenis Investasi Yang Menguntungkan (Ikhtiar Melawan INFLASI)
  12. Mencicil Investasi
  13. Belajar Menghitung Nilai Uang di Masa Depan 







Sabtu, 18 Februari 2012

Uang Kertas, Dulu dan Sekarang!

1.     Tahun 1944 seusai Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) menggagas sebuah pertemuan di Bretton Woods, Hamspire, AS. Pertemuan ini dihadiri 730 wakil dari 44 negara. Pertemuan ini menelurkan sebuah kesepakatan/perjanjian untuk menjalankan sebuah sistem bersama  dimana US dollar berperan sentral dalam sistem moneter dunia.

Dalam perjanjian ini, US dollar (USD) bisa dijadikan cadangan devisa.  Sistem ini menetapkan bahwa untuk setiap pencetakan 35 USD sebanding dengan satu ons emas sebagai back up!

Ini jelas menguntungkan AS, karena dolar Amerika menjadi standar hitungan.

2.     Ketika terjadi perang Vietnam di tahun 1960-an, di mana AS memerlukan banyak biaya, The Fed melakukan tindakan menyalahi aturan (tidak sesuai dengan perjanjian di Bretton Woods tahun 1944). Untuk menutupi biaya militer The Fed mencetak Dolar AS melebihi kemampuan cadangan emasnya! Pada saat itu, Amerika hanya memiliki 22% cadangan emas dari yang seharusnya mereka miliki sebagai back up dolar AS yang telah dikeluarkan!

Pada akhirnya negara-negara sekutu AS merasa dirugikan, karena cadangan devisa mereka dalam bentuk dolar AS ternyata tidak di back up emas sepenuhnya oleh Amerika. Mereka kemudian melakukan aksi penolakan.

3.     Tahun 1965, Presiden ke-5 Perancis, Charles De Gaulle, menelurkan ide untuk menciptakan rezim yang kembali ke emas. Sang presiden memerintahkan Perancis mengkonversi  USD 150 juta dolar AS milik Perancis ke dalam emas.  Aksi ini kemudian diikut oleh Spanyol yang menukarkan kembali  USD 60 juta-nya ke dalam emas. Ini membuat cadangan emas Amerika semakin terkuras!

4.     Peristiwa ini mengawali ketidakberdayaan Amerika mengendalikan keuangannya, jika harus dikaitkan dengan emas. 15 Agustus 1971, Amerika secara sepihak memutuskan untuk tidak lagi memback up dolar Amerika dengan cadangan emas yang mereka miliki. Mereka sudah menyerah dan angkat tangan! Sejak saat inilah, uang kertas tidak lagi memiliki nilai!

5.     15 Desember 1971, sebuah perjanjian ditandatangai negera-negara industri G10 (Smithsonian Agreement). Inilah era berakhirnya perjanian Bretton Woods di mana uang kertas di back up dengan emas. Era ini pulalah yang menjadi embrio lahirnya era FLOATING EXCHANGE RATE yang harus diikuti oleh seluruh negara anggota IMF (badan moneter dunia), termasuk Indonesia. Dalam era FLOATING EXCHANGE RATE, uang dolar AS tidak lagi di back up dengan emas.
Yang tidak menjadi perbedaan antara era sebelum 1971 dan setelah 1971 adalah dolar AS tetap menjadi sentral dalam sistem moneter dunia meskipun tidak lagi diback up dengan emas.
Sejak saat inilah, nilai daya beli mata uang kertas semakin merosot dari tahun ke tahun dan menjadi awal ketidakadilan sistem ekonomi!
Tidak adil karena sebagai pihak yang bisa mencetak dolar AS, Amerika bisa kapan saja mencetak uangnya sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan berapa cadangan emas yang dimiliki. Dan karena seluruh mata uang dunia dikonversi ke mata uang dolar AS, begitu pula harga dari sebuah barang, maka Amerika Serikat menjadi pihak yang paling diuntungkan! Kekayaan sumber daya alam negara-negara di dunia bisa dengan mudah mereka keruk dengan hanya membayar dengan uang kertas dollar AS yang biaya pencetakan per lembarnya HANYA 4 CENTS! Adilkah jika uang yang biaya pembuatannya hanya 4 CENTS bisa berubah 1 DOLLAR, 10 DOLLAR, bahkan 100 DOLLAR AS?
Jika Anda merasa tidak adil, kini saatnya kita mulai mebalikkan keadaan. Mari kita mengawali era kembali ke emas, agar keadilan kembali terwujud. Jika beberapa negara bagian Malaysia sanggup kembali menggunakan uang emas DINAR dan perak DIRHAM, masa INDONESIA tidak bisa?
SUDAH SAATNYA UANG BERBASIS EMAS KEMBALI KITA GUNAKAN AGAR KEADILAN YANG KITA IDAM-IDAMKAN KEMBALI DAPAT KITA RASAKAN. KALAU PUN TIDAK SAAT INI, MUNGKIN ANAK CUCU KITA YANG NANTINYA AKAN MENIKMATINYA!
















Investasi DINAR PLUS Untuk Tabungan Menikah

Siapapun orangnya pasti merindukan menikah. Menikah bukan sekedar memulai hidup baru dengan orang terkasih, tetapi juga menyempurnakan agama.
Namun, tak semua orang bisa menyegerakan tujuan suci tersebut. Sebagian kita harus memutar otak supaya dapat menyelenggarakan acara sakral tersebut. Tidak sedikit yang akhinya memundurkan waktu menikah hanya karena belum tersedianya cukup dana untuk mengadakan acara resepsi, meskipun pada hakikatnya menikah sudah sah saat akad nikah sudah diselenggarakan.
Namun untungnya Alloh itu Maha Memudahkan. Tidak sedikit cara yang bisa ditempuh dalam rangka memenuhi hajat tersebut. Ada yang meminjam uang dari sanak family, ada yang menggadaikan sertifikat tanah dan bangunan, ada yang mengagunkan kendaraan untuk mendapat pinjaman dari bank, ada yang dibantu sukarela oleh orang tua yang kebetulan cukup berada, dan ada yang merupakan hasil tabungan kedua calon pengantin.

Bagi kita yang berasal dari keluarga sederhana atau yang mengharamkan meminjam uang dari bank, tinggal cara terakhir yang bisa kita pilih, yaitu hasil tabungan dari kedua calon mempelai. Lalu bagaimana cara mengaturnya?

Begini ceritanya…
Misalkan setelah kita hitung-hitung, total biaya pernikahan berkisar 80 juta. Calon pengantin pria, per bulan sanggup menabung sebesar 3 juta, sementara calon pengantin wanita sanggup menyisihkan uang sebesar 2 juta.  Dari sini ketahuan, ada dana 5 juta per bulan yang bisa digunakan untuk mempersiapkan acara pernikahan. Kalau sudah begitu, tinggal 80 juta dibagi 5 juta atau setara dengan 16 bulan. Jadi insya alloh 16 bulan kemudian  uang untuk biaya pernikahan dapat terkumpul.

Sekitar bulan kedua, saat tabungan pernikahan berjumlah 10 juta, segera kita mencari-cari katering dan gedung. Untuk lebih efisiensi langsung saja dibooking dengan membayar DP.  Kelebihan uangnya bisa kita simpan kembali.
Karena kita tahu bahwa semakin hari daya beli uang kita akan semakin menurun, maka kita harus mencari instrument yang tepat untuk menyimpan uang tabungan nikah kita. Jika laju inflasi mencapai sekitar 10% setiap tahunnya, kita harus pandai memilah-milah instrument apa yang tepat yang minimal mampu menyamai angka inflasi. Ini penting agar biaya pernikahan 16 bulan ke depan tidak terlalu membengkak.

Karena kita sudah membayar DP katering dan gedung di dua bulan awal, berarti dalam waktu dekat kita diprediksi tidak akan menggunakan uang simpanan nikah tersebut. Oleh karena itu uang tersebut lebih baik kita simpan pada lebih dari 1 instrumen investasi, seperti tabungan biasa (untuk keperluan mendadak), deposito dengan jangka waktu 6 bulan, dan DINAR.

Lalu bagaimana pembagiannya?
Memasuki bulan ketiga tabungan nikah, berarti kita memliki dana simpanan berkisar 7 juta (5 juta simpanan bulan ketiga dan 2 juta sisa simpanan bulan pertama dan kedua setelah digunakan untuk membayar DP katering dan gedung). Uang ini kita masukan ke dalam instrument tabungan biasa.
Sementara simpanan bulan ke empat dan kelima yang berjumlah 10 juta dimasukkan dalam deposito berjangka 6 bulan (karena kemungkinan 6 bulan kemudian setelah menabung dalam bentuk deposito atau 8 bulan dari waktu awal tabungan nikah, kita akan menggunakan dana ini untuk DP undangan, souvenir, hiburan, dll). Kita prediksi dalam 6 bulan tabungan deposito kita berkisar 10 juta 300 ribu (jika kita asumsikan bunga/bagi hasil deposito per bulan sebesar 0.5%).
Untuk tabungan bulan keenam sampai bulan ke 12 (sekitar 4 bulan menjelang acara pernikahan) yang berjumlah sekitar 35 juta kita simpan dalam bentuk koin emas DINAR. Misalkan harga DINAR saat itu berkisar 2,5 juta, maka kita bisa mendapatkan sekitar 14 koin emas DINAR.
Tabungan bulan ke-13 sampai 15 berjumlah 15 juta + hasil pencairan deposito 7 juta 300 ribu (uang deposito 10 juta 300 ribu dikurangi biaya untuk DP cetak undangan, souvenir, hiburan misalkan 3 juta) = 22 juta 300 ribu kita simpan dalam bentuk tabungan biasa di bank.  Jadi sampai bulan ke-15 (1 bulan menjelang hari H), kita sudah memiliki uang berkisar 29 juta 300 ribu (22 juta 300 ribu + 7 juta hasil tabungan bulan ketiga dan sisa DP katering dan gedung).
Di bulan ke 15 ini juga kita bisa menukarkan kembali koin emas DINAR kita ke bentuk rupiah. Jika peningkatan kenaikan harga EMAS begitu pula koin emas DINAR per tahun berkisar 20% (anggaplah rata-rata kenaikan 1,6% per bulan), maka diperkirakan harga jual kembali DINAR ke agen adalah Rp 2.800.000/DINAR. Jika dikurangi dengan biaya penjualan kembali ke agen berkisar 2-4%, maka jumlah uang yang akan kita dapatkan dari hasil menukarkan 14 koin DINAR kita minimal adalah 37 juta 632 ribu (ada selisih 2,6 juta dibanding jumlah uang awal saat dibelikan DINAR, yaitu 35 juta. Padahal kita menyimpan dinar hanya dalam waktu 7 bulan dari mulai pembelian sampai penjualan).
Tabungan berjumlah 29 juta 300 ribu + 37 juta 632 ribu = 66 juta 932 ribu bisa kita pakai untuk pelunasan biaya katering, sewa gedung, undangan, souvenir, dan hiburan.
Sementara tabungan bulan ke-16 berjumlah 5 juta akan kita gunakan sebagai uang jaga-jaga (biaya tak terduga).
Jadi kalau dihitung-hitung dengan memakai strategi campuran antara tabungan, deposito, dan koin emas DINAR, jumah total tabungan yang bisa dikumpulkan adalah Rp 82.932.000 (tidak termasuk bunga/bagi hasil tabungan biasa di bank). Melebih target awal sebesar Rp 80 juta. Dan instrument yang paling besar berkontribusi ternyata adalah koin emas DINAR, yaitu sebesar Rp 2.632.000.
Coba dibandingkan kalau kita hanya menyimpan dalam bentuk tabungan biasa dan deposito, tanpa plus DINAR, maka uang tabungan kita yang terkumpul hanya berkisar Rp 81.525.000! Beda sekitar 1,4 juta sangat berarti untuk kita yang memang sedang membutuhkan uang untuk perayaan pesta pernikahan!